keteladanan
Yuni regawati: nilai Kemanusiaan dan teladan baik
Oleh Rico Aditama, S.Hum
“Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera,” (Roma 8:5-6).
Jumat, 18 September 2020. Kepala Sekolah dan Guru SMP Regina Pacis Bogor menyelenggarakan ibadah syukur memperingati satu tahun meninggalnya Ibu Yuni Regawati (Guru IPS, SMP Regina Pacis Bogor). Ibadah syukur dilaksanakan dengan protokol ketat. Para guru mengambil jarak dan mengurangi interaksi aktif.
Ibadah syukur dipimpin oleh Bapak Leonardus Gilang (Guru Agama, SMP Regina Pacis Bogor), dan mengambil bacaan: Roma 8:9-15. Melalui bacaan injil tersebut, hadirin diajak merenung akan hal-hal yang berasal dari Roh. Hal ini dilakukan karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
Ibu Yuni Regawati (alm), di mata rekan sesama guru dan siswa/i SMP Regina Pacis Bogor dikenal sebagai pribadi yang riang. Keriangan inilah yang mengantarkan Ibu Rega saat itu dapat mudah diterima di lingkungannya, khususnya oleh siswa/i SMP Regina Pacis Bogor.
“Saat masih aktif mengajar ada beberapa siswa dengan sengaja datang di luar jam sekolah untuk belajar IPS dengan Ibu Rega, saking antusiasnya belajar IPS dengannya,” ungkap Ibu Rini (Guru Agama, SMP Regina Pacis Bogor). Lebih lanjut, Pak Jati (Guru Bahasa Indonesia, SMP Regina Pacis Bogor) juga menegaskan bahwa Ibu Rega ialah pribadi yang mudah bergaul, tidak sungkan membantu. Khususnya saat ia baru pertama kali datang di Kota Bogor.
Melalui ungkapan di atas, mudah disimpulkan bahwa Ibu Rega, dalam memberikan bantuan, bantuannya tidak hanya dengan kata-kata, tetapi selalu disertai dengan perbuatan. Dalam interaksinya, Ibu Rega menampilkan pribadi yang beriman dan menjunjung konsekuen terutama asas moral iman yang dihayatinya.
Hal ini ia tampilkan dalam kesempatan apapun. Termasuk sebelum dan saat menikah, sebelum sakit, sampai Tuhan mengangkat Bu Rega bersama-Nya. Iman dijadikannya motivasi dalam kerja keras dan disiplinnya kala berjuang dengan sakitnya. Hingga akhirnya, berkat kemurahan Tuhan, kini Ibu Rega telah bersama-Nya.
Padanya, nilai kemanusiaan ditampilkan mulai dari komunitas terdekat, yakni SMP Regina Pacis Bogor.
Sebuah teladan penting yang tentu tidak hanya diarahkan kepada siswa/i saja, melainkan seluruh komunitas yang ada di SMP Regina Pacis Bogor. Keahlian/skill, bila kurang, dapat ditambah dengan menempuh pendidikan, kursus, latihan, dan lain-lain. Namun, watak yang baik jauh lebih memiliki arti untuk diterima oleh lingkungannya. Kepadanya, Matius 6:33-34 ditampilkan, meski tidak ia katakan, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Dari kepergianmu, kami mendoakan rahmat.