catatan recisian

Manajemen Waktu, Sikap Disiplin, dan Tanggung Jawab

Flavia Calosa Lisandra, Felita Michelle Andriana, Stanislaus Arya Tiyanaputra, Kyla Beth Titaley

8A

Membiasakan mengatur waktu sangat diperlukan setiap pribadi, begitu pula kami yang menekuni bidang pendidikan. Baik siswa maupun Bapak/Ibu Guru. Hal ini kami perlukan agar tetap bisa memberikan dampak positif untuk masa depan, walaupun sedang berada di situasi pandemi.

Dalam kesempatan yang berbeda, kami melakukan beberapa wawancara secara daring dengan teman sesama pelajar dan salah satu pengajar di SMP Regina Pacis. Benedicta Kyla dan Gede Prana Jaya (siswa kelas IX), hingga Ibu Agnes Atik Susilawati (Kepala Sekolah) menyampaikan pendapat mereka mengenai bagaimana cara memanajemen waktu, bersikap disiplin, dan bertanggung jawab dalam pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19. Semua tanggapan disampaikan dengan tujuan memberikan edukasi dan berbagi pengalaman kepada teman sesama pelajar selama pandemi COVID-19 ini.


Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menuliskan pengertian tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu dan memikul tanggung jawab. Sedangkan Gede Prana Jaya mengungkapkan pendapatnya mengenai tanggung jawab. ”Menurut saya, arti bertanggung jawab adalah dapat melakukan pekerjaan yang memang sudah menjadi tugas kita untuk melakukannya. Bisa memenuhi ekspektasi dan harapan terhadap orang yang sudah kita janjikan tanggung jawab tersebut sehingga tidak mengecewakannya,” ungkap Prana.


Setiap pribadi memiliki caranya masing-masing untuk mengatur waktu mereka. Menurut Ibu Atik salah satunya dan yang terpenting ialah membuat skala prioritas. “Saya selalu membuat jadwal dan skala prioritas untuk pekerjaan. Jadwal selalu diupdate setiap hari. Jangan menunda pekerjaan apalagi yang sudah menjadi prioritas, buat evaluasi dari setiap project yang sedang kita lakukan, batasi hal-hal kurang penting yang menyita waktu, disiplin diri menjadi kunci keberhasilan, pasang alarm untuk menandai hal-hal yang urgent dan rutin harus kita lakukan. Misal doa, pembiasaan, dan sapa pagi. Membuat pengumuman dan briefing guru, merespon pertanyaan siswa dan orang tua, catat juga jadwal, rapat, kedinasan seperti virtual meeting dengan yayasan, dinas supaya tidak ada yang terlewat,” kata Ibu Atik.


Sedangkan Gede Prana (Ketua Osis SMP Regina Pacis) mengungkapkan, “Cara agar terbiasa manajemen waktu adalah memiliki banyak kegiatan. Dengan begitu, saya terbiasa membuat skala prioritas dalam berkegiatan. Dan juga saya harus memiliki rencana tugas atau kegiatan apa yang akan saya lakukan dalam sehari.”


Masa pandemi menuntut para belajar untuk belajar secara daring. Tidak sedikit pelajar yang kehilangan motivasi atau semangat belajar dan harus beradaptasi kembali dengan cara yang baru. Hal ini bisa menyebabkan para pelajar cenderung mengabaikan tanggung jawabnya. Tetapi sisi lain, banyak pelajar yang masih memiliki semangat untuk meraih kesuksesan.


Banyak orang memiliki anggapan bahwa mempunyai seorang motivator (role model) di dalam kehidupan sangat diperlukan. Secara langsung atau tidak langsung role model bisa mengajarkan dan sekaligus menjadi contoh yang baik.


“Maudy Ayunda. Alasannya karena saya melihat semangat belajar yang tinggi dari Maudy Ayunda yang membuat saya juga ikut semangat dan niat dalam belajar,” ujar Benedicta Kyla ketika ditanya siapa role model di dalam hidupnya.


Berbeda dengan Gede Prana. “Orang tua saya menjadi alasan saya tetap semangat dalam belajar dan mengerjakan tugas sekolah. Karena orang tua saya sudah membiayai saya dalam sekolah. Saya selalu berusaha mendapat nilai yang terbaik saat bersekolah dan juga saya selalu berusaha untuk memahami pelajaran yang saya pelajari saat bersekolah. Namun saya juga menjadikan teman-teman saya yang lebih pintar dan rajin sebagai motivator saya dengan bertanya dan sering menjadikan teman. Dengan begitu saya bisa terpengaruhi rajin dan pintar seperti mereka,” papar Gede Prana tentang seorang role model dalam hidupnya.


Ibu Atik juga mengungkapkan mengenai seorang role model menurutnya, “Yang pasti harus Suster dan Bapak/Ibu Guru semua haruslah mampu menjadi panutan yang baik untuk siswa siswinya. Semua sebenarnya bisa menjadi panutan yang baik dalam hal kedisiplinan, semangat dan niat. Nilai karakter ini sangat penting untuk kita hidupi dan kita pupuk dan biasakan setiap hari. Semua sebenernya bisa menjadi panutan yang baik dalam hal kedisiplinan, semangat dan niat. Nilai karakter ini sangat penting untuk kita hidupi dan kita pupuk dan biasakan setiap hari,” ungkap Ibu Agnes Atik Susilawati.


Terkadang, suasana tempat juga berpengaruh terhadap keinginan seseorang untuk beraktivitas lebih nyaman. Setiap kita pasti memiliki tempat nyaman sendiri-sendiri.

“Di kamar, karena suasana di kamar lebih tenang dan membuat saya lebih fokus pada pelajaran,” ungkap Benedicta Kyla.


Dalam kondisi pandemi, pun kondisi normal memanajemen waktu sangatlah penting. Ada beberapa cara dan tips agar kita bisa memanajemen waktu. Contohnya ialah dengan menghentikan kebiasaan menunda, membuat jadwal, dan membuat skala prioritas dengan memprioritaskan hal yang lebih penting dan berguna. Buatlah jadwal, buat tujuan yang jelas, dan jangan takut salah. Seringkali banyak orang yang membuat kesalahan dan berpikir semuanya akan berakhir. Ada banyak manfaat jika kita terbiasa memanajemen waktu. Salah satu contohnya ialah berkurangnya stress, keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik, lebih banyak kebebasan waktu, dan tingkat produktivitas yang lebih tinggi.