Psikoedukasi

Memanfaatkan Teknologi dengan Sehat dan Cerdas

Oleh Rico Aditama, S.Hum.

26 Oktober 2020

Pandemi Covid-19 menuntut kesadaran bahwa kontak fisik bisa menyebarkan penyakit. Kemudian, dampak dari pandemi, perlahan turut memisahkan kita dari komunitas. Perlu dipahami bahwa komunitas yang membangun koneksi sosial, tanpa kontak fisik, dapat beresiko menghilangkan spontanitas dalam setiap pertemuan. Lantas, bagaimana supaya kita bisa mengambil kesempatan untuk tetap terhubung dan menjaga koneksi sosial?

Bernard Lewis, seorang sejarawan inggris mengatakan, "Ketika orang menyadari bahwa telah terjadi sesuatu yang salah, ada dua pertanyaan yang bisa diajukan. Pertama, 'apa salah kita?' Kedua, 'siapa yang melakukannya pada kita?” Pernyataan Bernad Lewis tersebut merupakan pilihan. Dari pertanyaan tersebut, manakah yang akan kita pilih dan kita jawab? Jika kita memilih untuk menjawab pertanyaan pertama, maka kita akan bertemu pada pikiran 'Bagaimana agar kita bisa melakukannya dengan benar?' (Foreign Affairs,1997).




Kepercayaan

Di tengah pandemi Covid-19, kepercayaan terhadap kualitas layanan semakin diuji oleh masyarakat. Seperti kinerja pemerintah dalam mengatasi pandemi, layanan pendidikan, hingga kualitas jasa pelayanan dan produk usaha kuliner (baik mikro maupun makro), dan lain sebagainya.


Kepercayaan atau trust merupakan landasan dalam kehidupan. Dewasa ini, mencermati dan memilah kualitas layanan, membutuhkan ketelitian yang lebih, khususnya di tengah pandemi. Kepercayaan dari konsumen akan semakin menjadi dasar kualitas pelayanan, yang nantinya akan digunakan dalam memutuskan, apakah lanjut/tidak. Jika layanannya tidak terjaga baik, habislah sudah.



Jurnal Consumers, trust in a brand and the link to brand loyalty (1999), menyebutkan bahwa karakteristik perusahaan yang berpengaruh terhadap kepercayaan pelanggan kepada mereka adalah kepercayaan terhadap reputasi, motif, dan integritas perusahaan. Oleh karena itu, dalam situasi pandemi, memilih untuk meratapi yang sedang terjadi tidak akan membantu apapun. Hal yang diperlukan ialah menguatkan kerjasama tim dengan meningkatkan rasa solider dan mendukung satu sama lain agar kepercayaan terhadap reputasi, motif, dan integritas perusahaan akan muncul.

 Manfaatkan Teknologi
 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Regina Pacis Bogor dalam beberapa bulan ke depan akan menyelenggarakan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tahun pelajaran 2021/2022 (informasi PPDB dapat dilihat di https://ppdb.reginapacis.sch.id ).


SMP Regina Pacis, yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda No.2 Kec. Bogor Tengah Kota Bogor. Sekolah ini merupakan salah satu SMP swasta Katolik pertama yang memilih memanfaatkan teknologi, bahkan sebelum pembatasan sosial diputuskan bulan maret lalu. Melalui pemanfaatan teknologi, sekolah terus menampilkan salah satu prasyarat utama dalam mencapai dan merawat empat tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.




Selain menjalankan proses belajar dan mengajar, sekolah juga tetap menyelenggarakan kegiatan yang menjadi agenda tahunan. Kegiatan tersebut seperti pendidikan nilai, pramuka, BKSN, rekoleksi dan lain-lain. Kegiatan tersebut diselenggarakan melalui teknis dalam jaringan (daring).



Lebih lanjut, sekolah tidak hanya menampilkan kegiatan dari para guru saja, namun turut pula mendorong beragam aksi yang diselenggarakan siswa/siswi, salah satunya adalah Class Meeting. Class meeting adalah kegiatan sekolah yang mempertemukan siswa antar kelas dalam berbagai pertandingan dan perlombaan. Kegiatan yang dilombakan juga memanfaatkan teknologi, seperti lomba gambar menggunakan papan digital, lomba pidato secara virtual, lomba menyanyi, dan masih banyak lagi. Semua panduan dan sharingnya dilakukan secara daring.



Di setiap interaksi, dengan mengadopsi teknologi, sekolah berusaha menanggulangi physical distancing tanpa social distancing yakni dengan terus mendampingi siswa/siswi di SMP Regina Pacis Bogor di setiap kegiatan. Sekolah menyadari, dalam kondisi pandemi, menampilkan rasa cinta kepada siswa/siswi tidak selalu harus memeluk ataupun berhadapan secara fisik. 



Lantas, bagaimana supaya kita bisa mengambil kesempatan untuk tetap terhubung dan menjaga koneksi sosial? Jawabannya, mulailah untuk memanfaatkan teknologi dengan sehat dan cerdas.